Jumat, 19 Desember 2014

Menyusun Rencana Bisnis


Membuat rencana sangat penting dalam memulai usaha. Kita akan membedakan dua macam rencana bisnis.   Pertama adalah rencana persiapan sebelum bisnis dimulai.  Langkah paling awal adalah mengetahui apakah “produk” yang kita hasilkan akan terjual atau tidak,  dengan harga berapa,  dan terjual seberapa banyak. Bila hitung-hitungannya bagus, kita lanjutkan dengan merencanakan apa saja yang harus disiapkan untuk memulai, misalnya investasi tempat, peralatan, tenaga kerja, dan lain-lainnya. Ini semua kita hitung dengan cermat untuk mendapatkan perkiraan kebutuhan modal memulai usaha. Rencana bisnis kedua adalah membuat rencana operasional, berapa banyak harus diproduksi, berapa harga jual, berapa perkiraan pendapatan, berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan, sehingga kita bisa membuat perkiraan laba secara harian, mingguan, atau bulanan atau tahunan.
Paling awal adalah kita membuat daftar pekerjaan. Ini sebuah daftar yang berisi kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk  menjalankan usaha.  Buat catatan terdiri dari 4 kolom. Kolom pertama urutan kegiatan, kolom kedua untuk nama kegiatan, kolom ketiga waktu pelaksanaan, kolom ke empat untuk memberi tanda apakah pekerjaan sudah selesai atau belum, dan kita bisa menambah satu kolom untuk memberi catatan penting atas kegiatan tersebut, misalnya sesuatu yang  belum selesai, sebabnya apa, adakah dampaknya bagi rencana usaha kita.
Daftar kegiatan ini  minimal memuat hal-hal  sebagai berikut: memahami potensi pasar,  memahami  saluran distribusi dan pasar, memahami proses produksi, menghitung kebutuhan investasi dan sumber-sumber pembiayaan, memahami pihak-pihak yang memasok peralatan kerja, bahan baku,  dan bahan poduksi lain, memahami kebutuhan dan sumber tenaga kerja, dan memahami proses perizinan. 

Potensi pasar sangat penting, dan kita harus sangat paham, seberapa besar pasar yang ada. Misalnya, warung  makan di daerah mahasiswa pasti memiliki  potensi pasar yang besar, tetapi, bagaimana dengan harga, bagaimana dengan jumlah warung yang sudah ada?  Untuk usaha yang sederhana, tak perlu terlalu risau dengan cara menghitung potensi pasar, banyak cara sederhana dan hasilnya cukup baik. Misalnya, warung makan, potensinya besar untuk daerah yang banyak pondokan mahasiswa atau daerah industri yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Datangi tempat itu pada saat jam makan, pagi, siang, maupun malam hari. Lihat berapa banyak orang yang ke tempat makan untuk beli sarapan, perhatikan apakah terjadi antrian atau tidak. Lamanya waktu antrian untuk membeli makanan, merupakan indikator potensi yang cukup baik.  Mencari informasi bisa dilakukan sambil bersilaturahmi dengan sesepuh kampung, mungkin pengurus RT/RW setempat. Bercakap tentang jumlah pekerja, jumlah pondokan, jumlah warung yang ada, bisa memberi informasi potensi pasar.

Keterbatasan ruang tak memungkinkan kita untuk membahas seluruh detail daftar di atas. Bila memerlukan penjelasan lebih jauh silahkan ajukan pertanyaan ke alamat email kami, ukmcenter@bpddiy.co.id.  Kami juga akan menyelenggarakan berbagai pelatihan yang bisa diikuti para pelaku UMKM. Untuk informasi lanjutan, simak terus kolom ini, dan bersama Bank BPD DIY, “Kita Berkembang Bersama”.
[dimuat di Harian Kedaulatan Rakyat 8 Desember 2014]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar