Membuat rencana
sangat penting dalam memulai usaha. Kita akan membedakan dua macam rencana
bisnis. Pertama adalah rencana
persiapan sebelum bisnis dimulai.
Langkah paling awal adalah mengetahui apakah “produk” yang kita hasilkan
akan terjual atau tidak, dengan harga
berapa, dan terjual seberapa banyak.
Bila hitung-hitungannya bagus, kita lanjutkan dengan merencanakan apa saja yang
harus disiapkan untuk memulai, misalnya investasi tempat, peralatan, tenaga
kerja, dan lain-lainnya. Ini semua kita hitung dengan cermat untuk mendapatkan
perkiraan kebutuhan modal memulai usaha. Rencana bisnis kedua adalah membuat
rencana operasional, berapa banyak harus diproduksi, berapa harga jual, berapa
perkiraan pendapatan, berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan, sehingga kita
bisa membuat perkiraan laba secara harian, mingguan, atau bulanan atau tahunan.
Paling awal
adalah kita membuat daftar pekerjaan. Ini sebuah daftar yang berisi
kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk
menjalankan usaha. Buat catatan
terdiri dari 4 kolom. Kolom pertama urutan kegiatan, kolom kedua untuk nama
kegiatan, kolom ketiga waktu pelaksanaan, kolom ke empat untuk memberi tanda
apakah pekerjaan sudah selesai atau belum, dan kita bisa menambah satu kolom
untuk memberi catatan penting atas kegiatan tersebut, misalnya sesuatu
yang belum selesai, sebabnya apa, adakah
dampaknya bagi rencana usaha kita. Daftar kegiatan ini minimal memuat hal-hal sebagai berikut: memahami potensi pasar, memahami saluran distribusi dan pasar, memahami proses produksi, menghitung kebutuhan investasi dan sumber-sumber pembiayaan, memahami pihak-pihak yang memasok peralatan kerja, bahan baku, dan bahan poduksi lain, memahami kebutuhan dan sumber tenaga kerja, dan memahami proses perizinan.
Potensi pasar
sangat penting, dan kita harus sangat paham, seberapa besar pasar yang ada.
Misalnya, warung makan di daerah
mahasiswa pasti memiliki potensi pasar
yang besar, tetapi, bagaimana dengan harga, bagaimana dengan jumlah warung yang
sudah ada? Untuk usaha yang sederhana,
tak perlu terlalu risau dengan cara menghitung potensi pasar, banyak cara
sederhana dan hasilnya cukup baik. Misalnya, warung makan, potensinya besar
untuk daerah yang banyak pondokan mahasiswa atau daerah industri yang menyerap
tenaga kerja dalam jumlah besar. Datangi tempat itu pada saat jam makan, pagi,
siang, maupun malam hari. Lihat berapa banyak orang yang ke tempat makan untuk
beli sarapan, perhatikan apakah terjadi antrian atau tidak. Lamanya waktu antrian
untuk membeli makanan, merupakan indikator potensi yang cukup baik. Mencari informasi bisa dilakukan sambil
bersilaturahmi dengan sesepuh kampung, mungkin pengurus RT/RW setempat.
Bercakap tentang jumlah pekerja, jumlah pondokan, jumlah warung yang ada, bisa
memberi informasi potensi pasar.
Keterbatasan
ruang tak memungkinkan kita untuk membahas seluruh detail daftar di atas. Bila
memerlukan penjelasan lebih jauh silahkan ajukan pertanyaan ke alamat email
kami, ukmcenter@bpddiy.co.id. Kami juga
akan menyelenggarakan berbagai pelatihan yang bisa diikuti para pelaku UMKM.
Untuk informasi lanjutan, simak terus kolom ini, dan bersama Bank BPD DIY,
“Kita Berkembang Bersama”.
[dimuat di Harian Kedaulatan Rakyat 8 Desember 2014]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar